Untuk lebih memahami berita, terlebih dahulu kita harus memahami unsur-unsur dalam teks berita. Unsur-unsur teks berita terdiri dari beberapa poin. Untuk lebih jelasnya langsung saja simak berikut ini;
a. What (apa)
Berita berisi pernyataan yang dapat menjawab pertanyaan apa, hal, atau peristiwa yang diberitakan.
b. Who (siapa)
Berita memuat keterangan orang-orang yang terlibat dalam peristiwa. Orang-orang tersebut diberitakan oleh pembuat berita.
c. When (kapan)
Berita menyebut waktu kejadian peristiwa.
d. Where (di mana)
Berita berisi deskripsi lengkap tempat kejadian peristiwa.
e. Why (mengapa)
Berita memuat alasan, sebab, atau latar belakang terjadinya peristiwa.
f. How (bagimana)
Berita menjelaskan proses kejadian suatu peristiwa dan akibat dari peristiwa tersebut.
Dengan demikian, unsur penting atau pokok berita mengandung pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana. Dalam berita enam pertanyaan itu dapat dirumuskan menjadi 5W+1H.
Keenam pertanyaan itu lazim ditempatkan di bagian awal pemberitaan yang kemudian sering disebut sebagai unsur-unsur berita. Bagian ini disimpan pada bagian kepala berita (lead) dan tubuh berita. Adapun susunan dari unsur-unsur berita itu bisa variatif, misalnya ada yang didahului dengan penyajian “apa”, ada pula yang diawali dengan “kapan”. Pertanyaan “bagaimana” biasanya ditempatkan pada bagian badan berita. Informasi yang kurang penting yang lazim disebut pula uraian atau ekor berita. Bagian ekor berada setelah kepala atau tubuh berita.
Dengan struktur penyajian yang seperti inilah, susunan informasi di dalam suatu pemberitaan tersaji dalam pola piramida terbalik. Bagian awal merupakan bagian pokok dan semakin ke bawah berita itu merupakan perincian-perinciannya yang sifatnya cenderung tidak penting.
Secara umum, berita mempunyai struktur sebagai berikut.
1. Kepala Berita atau Lead
Kepala berita atau lead ditulis pada paragraf pertama sebuah berita. Kepala Berita atau lead merupakan unsur penting sebuah berita. Lead menentukan isi berita akan dibaca atau tidak. Lead merupakan sari pati berita. Lead melukiskan seluruh berita secara singkat.
Unsur penting berita 5W+1H pada umumnya ditulis pada paragraf pertama dan kedua. Paragraf tersebut diperlukan untuk merangkum atau meringkas berita yang disusun. Paragraf tersebut menjadi jantung dari suatu berita.
Lead atau teras berita setidaknya mengandung jawaban atas pertanyaan apa, siapa, kapan, dan di mana. Sementara itu, pertanyaan mengapa dan bagaimana dapat ditemukan pada bagian tubuh berita. Lead yang baik sudah direncanakan terlebih dahulu dengan hati-hati agar dapat menarik perhatian pembaca. Lead disusun dengan model piramida terbalik. Bagian lead adalah kepala berita, sedangkan selebihnya adalah tubuh berita yang berfungsi menjelaskan atau memaparkan peristiwa secara jelas, dan ekor berita berisi informasi kurang penting.
Lead terdiri atas satu ataupun dua kalimat. Jika lead terdiri atas dua kalimat, kalimat pertama harus berisi kunci pemikiran. Kalimat kedua berisi faktor penting lain. Usahakan kalimat-kalimat dalam lead berita singkat dan mengena pada sasaran. Lead yang baik memudahkan pembaca memahami maksud berita.
2. Tubuh Berita atau Body
Tubuh berita berisi peristiwa atau kejadian yang dilaporkan. Bahasa dalam berita singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian, tubuh berita merupakan penjelasan lead secara lengkap berita.
3. Ekor Berita
Ekor berita berisi informasi kurang penting. Bagian ini berada setelah kepala dan tubuh berita. Bagian ini tidak memiliki kaitan langsung dengan judul beritanya.
Dengan struktur penyajian itulah, susunan informasi dalam suatu berita tersaji dalam bentuk piramida terbalik. Bagian awal merupakan bagian pokok dan semakin ke bawah berita itu merupakan pemerincian yang kurang penting. Dengan kata lain segi kepentingan informasi semakin ke bawah semakin berkurang. Sebaliknya, informasi paling penting berada di bagian atas.
Perhatikan contoh struktur teks berita berikut!
Judul Berita/Headline
Motor Bebek yang Semakin Tak Laku
Kepala Berita/Teras Berita/Lead
Alkisah di Desa Cibebek sedang berlangsung hajatan besar kontes bebek. Pria berpeci hitam dengan baju safari abu-abu sedang bercuap-cuap penuh semangat di atas panggung. Kerumunan warga begitu antusias mendengar pidato ihwal penertiban bebek oleh sosok aktor antagonis Torro Margens.
Tubuh Berita/Body
Di tengah kerumunan warga, nampak wajah Deddy Mizwar dan Didi Petet mulai terlihat was-was. Benar saja, seketika sekelebatan motor yang dikendarai komedian Komeng meluluhlantakkan panggung dan bikin compang-camping tampilan wajah para penonton tak karuan. Deddy dan Didi yang tertimpa reruntuhan panggung terbengong-bengong saling menatap.
“Tuh, bebek yang paling bandel,” kata Didi Petet sambil menunjuk
Salah satu potongan iklan berseri sepeda motor bebek pada 12 tahun silam ini ingin menggambarkan kedahsyatan sepeda motor bebek yang irit, lincah, dan bisa diandalkan. Iklan ini diluncurkan oleh salah satu produsen motor yang mengusung slogan “Terdepan”. Pamor motor bebek juga sempat terpatri kuat di benak konsumen Indonesia dengan kehadiran iklan pelawak Mandra dengan motor bebeknya yang “Ngacir” di era 1990-an. Bisa dibilang sampai satu dekade lalu, motor bebek adalah raja pasar sepeda motor di Indonesia.
Kini, kondisinya berkebalikan 180 derajat. Motor bebek kini dalam posisi “Terbelakang”. Pangsa pasar mereka tergerus habis-habisan oleh motor matik.
Pasar sepeda motor bebek atau yang lebih dikenal underbone atau cub ini sudah mulai mengalami tanda-tanda kemerosotan sejak satu dekade lalu dan puncaknya di 2017.
Pada masa kejayaannya di tahun 2004, pangsa pasar motor bebek sempat menembus 90,87 persen. Kala itu, motor sport hanya bisa mengais pasar 8,73 persen, dan skutik saat itu baru menguasai 0,35 persen. Kehadiran motor skutik buatan Kymco dan Yamaha Nouvo belum mendapat tempat, dianggap indentik dengan pemakai wanita. Periode 2007-2008, ancaman mulai terasa setelah Yamaha merilis Mio. Skutik perdana Yamaha itu sukses mencuri perhatian konsumen dan langsung melejit.
Tonggak penting terjadi pada 2010, saat pangsa pasar skutik menembus 49,01 persen, hampir menjungkalkan pasar motor bebek yang sudah turun cukup dalam menjadi 50,85 persen. Pada 2017, motor bebek benar-benar sudah tak bisa berkutik oleh motor skutik. Catatan Asosiasi Industri Sepeda Motor
Ekor Berita
Indonesia (AISI) Januari-Juni 2017, dari sekitar 2,8 juta total motor yang terdistribusi dari pabrikan, motor bebek hanya bisa mengambil kue 9,24 persen, atau tertinggal jauh dengan motor sport yang pasarnya mulai gemuk di angka 10,7 persen karena model baru yang dibarengi dengan sentuhan teknologi baru. Sang raja skutik mampu meraih pasar 80,06 persen.