PENGERTIAN IDUL FITRI
Idul Fitri adalah hari raya umat Islam. Muslim Indonesia menyebutnya dengan Lebaran dan momentum saling bermaafan, setelah puasa Ramadhan yang menyucikan jiwa, membersihkan dosa.
Pengertian Idul Fitri
Secara bahasa (harfiyah), Idul Fitri artinya kembali ke fitrah. Kata fitrah dari kata futhur yang artinya kembali makan pagi (sarapan).
Jadi, Idul Fitri sejatinya bermakna kembali sarapan, tidak seperti bulan Ramadhan yang harus berpuasa.
Ada juga yang memaknai Idul Fitri sebagai kembali ke fitrah, yakni asal kejadian manusia yang suci-bersih dari dosa, layaknya bayi baru lahir.
Pengertian demikian dikaitakan dengan hadits Nabi Saw dari sahabat Abu Hurairah. Ia berkata:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sejarah Hari Raya
Sebelum ajaran Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw di Makkah, masyarakat Jahiliyah Arab sudah memiliki dua hari raya, yakni Nairuz dan Mahrajan.
Kaum Arab Jahiliyah menggelar kedua hari raya itu dengan menggelar pesta-pora. Selain menari-nari, baik tarian perang maupun ketangkasan, mereka juga merayakan hari raya dengan bernyanyi dan menyantap hidangan lezat serta minuman memabukkan.
‘’Nairuz dan Mahrajan merupakan tradisi hari raya yang berasal dari zaman Persia Kuno,’’ tulis Ensiklopedi Islam.
Setelah turunnya kewajiban menunaikan ibadah puasa Ramadhan pada 2 Hijriyah, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dan An-Nasa’i, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah mengganti kedua hari raya itu dengan hari raya yang lebih baik, yakni Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR Daud dan Nasai)
Setiap kaum memang memiliki hari raya masing-masing. Ibnu Katsir dalam Kisah Para Nabi dan Rasul mengutip sebuah hadits dari Abdullah bin Amar:
“Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: ’’Puasanya Nuh adalah satu tahun penuh, kecuali hari Idul Fitri dan Idul Adha’.’’ (HR Ibnu Majah).
Jika merujuk pada hadis di atas, maka umat Nabi Nuh AS pun memiliki hari raya. Sayangnya, kata Ibnu Katsir, hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah itu sanadnya dhaif (lemah). Rasulullah Saw membenarkan bahwa setiap kaum memiliki hari raya.
Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, Abu Bakar pernah memarahi dua wanita Anshar memukul rebana sambil bernyanyi-nyanyi. “’Pantaskah ada seruling setan di rumah, ya Rasulullah Saw?’’ tanya Abu Bakar.
“Biarkanlah mereka wahai Abu Bakar. Karena tiap-tiap kaum mempunyai hari raya, dan hari ini adalah hari raya kita,’’ sabda Rasul Saw.
Sejarah Idul Fitri
Menurut Ensiklopedia Islam, Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran untuk pertama kalinya dirayakan umat Islam selepas Perang Badar pada 17 Ramadhan Tahun ke-2 Hijiriyah.
Dalam pertempuran itu, umat Islam meraih kemenangan. Sebanyak 319 kaum Muslimin harus berhadapan dengan 1.000 tentara dari kaum kafir Quraisy.
Pada tahun itu, Rasulullah SAW dan para sahabat merayakan dua kemenangan, yakni keberhasilan mengalahkan pasukan kaum kafir Quraisy dalam Perang Badar dan menaklukkan hawa nafsu setelah sebulan berpuasa.
Dari sinilah lahirnya ungkapan “Minal ‘Aidin wal Faizin” yang lengkapnya ungkapan doa kaum Muslim saat itu: Allahummaj ‘alna minal ‘aidin walfaizin — Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang kembali (dari Perang Badar) dan mendapatkan kemenangan.
Menurut sebuah riwayat, Nabi Saw dan para sahabat menunaikan Shalat Id pertama kali dalam kondisi luka-luka yang masih belum pulih akibat Perang Badar.
Rasulullah Saw pun dalam sebuah riwayat disebutkan, merayakan Hari Raya Idul Fitri pertama dalam kondisi letih. Sampai-sampai Nabi Saw bersandar kepada Bilal ra dan menyampaikan khotbah ‘Id.
Dalam suasana Id, para sahabat saling bertemu dengan mengucapkan doa “Taqobbalallahu minna waminkum” yang artinya “Semoga Allah menerima ibadah kita semua”.
Dari Jubair bin Nufair, ia berkata, bahwa jika para sahabat Rasulullah Saw berjumpa dengan hari ‘id (Idul Fithri atau Idul Adha), satu sama lain saling mengucapkan: “Taqobbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian).”
Menurut Ibnu Katsir, pada Hari Raya Idul Fitri yang pertama, Rasulullah Saw pergi meninggalkan masjid menuju suatu tanah lapang dan menunaikan shalat ‘Id di atas lapang itu.
Sejak itulah, Nabi Muhammad Saw dan para sahabat menunaikan shalat Id di lapangan terbuka, bukan di dalam masjid.
PENGERTIAN IDUL ADHA ( IDUL QURBAN)
Pengertian Qurban Secara Lengkap – Setiap tanggal 10 Dzul Hijjah, semua umat Islam yang tidak melaksanakan haji merayakan hari raya Idul Adha. Pada hari itu, umat Islam sangat disunnahkan untuk berqurban dimana mereka menyembelih hewan qurban untuk kemudian dibagi-bagikan kepada seluruh umat Islam di suatu daerah.
Pada hari raya ini, umat Islam berkumpul pada pagi hari untuk melakukan shalat Ied Idul Adha secara berjamaah di Masjid terdekat atau di tanah yang lapang, seperti ketika merayakan Idul Fitri. Setelah shalat, dilakukan lah penyembelihan hewan kurban, untuk memperingati perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya.
Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah, hari ini jatuh persis 70 hari setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri. Hari ini juga beserta hari-hari Tasyrik diharamkan berpuasa bagi seluruh umat Islam.
Pusat perayaan Idul Adha adalah sebuah desa kecil di Arab Saudi yang bernama Mina, dekat Mekkah. Di sini ada tiga tiang batu yang melambangkan Iblis dan harus dilempari batu oleh umat Muslim yang sedang menuaikan ibadah Haji atau Umroh. Hari Raya Idul Adha adalah puncaknya ibadah Haji yang dilaksanakan seluruh umat Muslim dunia.
Umat Muslim merayakan hari besar ini untuk menandai akhir dari ibadah Haji, ibadah suci tahunan ke Mekah. Haji, yang saat ini merupakan ibadah tahunan terbesar di dunia, dilakukan oleh ratusan ribu jemaah yang berkumpul di Tanah Suci untuk melakukan serangkaian ritual secara berjemaah. Ritual Haji adalah pilar kelima dalam agama Islam, suatu kewajiban untuk umat Muslim yang mampu. Hal ini bukan hanya sebagai bukti kuatnya solidaritas antara kaum Muslim, tetapi juga penyerahan diri sepenuhnya kepada sang pencipta alam semesta Allah SWT.
Hari Idul Adha ini, yang merupakan waktu yang baik untuk mengamati etika dan adat istiadat kaum Muslim, berfungsi sebagai pengingat untuk berbagi kekayaan dengan kalangan yang kurang mampu. Setelah sepanjang hari melakukan ibadah, umat Muslim kemudian akan mengunjungi orang tua, saudara, kerabat, dan sahabat mereka untuk bersilaturahmi.
Hukum dan Syarat Qurban
Sejauh ini kebanyakan para ulama, dan ahli fiqh atau fuqaha sepakat bahwa hukum dari ibadah qurban adalah sunnah muakad, atau sunah yang diutamakan. Namun berbeda dengan pendapat abu hanifah kalangan sahabat tabi’in yang menyatakan bahwa ibadah qurban adalah wajib.
Syarat dalam Qurban
Berikut beberapa syarat yang perlu di penuhi saat melakukan ibadah kurban.
Orang yang berkurban harus menyediakan hewan kurban yang di dapat dengan cara halal dan tidak berhutang.
Hewan kurban adalah binatang ternak seperti sapi, kambing, domba, ataupun onta.
Binatang qurban tidak boleh cacat, tidak pincang, tidak buta, tidak dalam keadaan sakit, dan prinsipnya binatang qurban harus dalam kondisi yang sehat dan bugar.
Binatang qurban juga harus memiliki umur tertentu untuk boleh dikorbankan.
Orang yang berkurban sebaiknya adalah mereka yang merdeka atau mampu, sudah dewasa, dan berakal atau dalam keadaan sadar dan tidak memiliki masalah kejiwaan.
Berkurban memiliki makna yang sangat dalam untuk mengajarkan setiap umat untuk rela mengorbankan apa yang dimilikinya hanya semata-mata ditujukan sebagai bentuk ketauhidan hanya kepada Allah SWT. Sama seperti manfaat zakat fitrah dan ibadah lainnya, ibadah qurban memiliki manfaat bagi kehidupan personal seseorang maupun bagi lingkungan sosial. Berikut manfaat qurban.
Manfaat Qurban bagi diri sendiri
Memupuk rasa empati : Hikmah di balik berkurban adalah melatih kita untuk memiliki sikap kepedulian sosial. Kita yang selama ini memiliki kelebihan harta maka sudah seharusnya menyisihkan sebagian untuk di korbankan dalam wujud binatang ternak untuk kemudian dagingnya akan di konsumsi oleh banyak orang yang membutuhkan.
Melatih diri untuk menjadi dermawan : Seseorang yang menjadi pribadi yang dermawan perlu dilatih hingga menjadi kebiasaan. Menjadi dermawan dalam kebaikan sangat baik dan banyak manfaatnya. Untuk bisa menjadi dermawan perlu di latih terus-menerus dan tidak hanya sekali dua kali saja melainkan terus dilakukan hingga menjadi kebiasaan. Jika kita sudah sering bersedekah harta mungkin bisa di tingkatkan dengan berqurban di waktu hari raya idul adha.
Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT : Berqurban adalah salah satu perintah Allah yang jelas di cantumkan di Al-qur’an. Dalam manfaat memeluk agama islam, ibadah qurban akan menjaga bahkan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah. Sehingga kita akan memiliki iman yang semakin kuat dan tidak mudah mengikuti hawa nafsu.
Bekal pahala pada hari akhir : Tentu saja ibadah qurban akan menjadi amal baik yang akan di catat oleh malaikat. Ibadah qurban yang semata-mata ikhlas dilakukan sebagai bagian dari pengabdian kepada Allah akan mendapatkan pahala yang setimpal. Pahala inilah yang nantinya akan menyelamatkan kita di hari akhir kelak.
Membangun sikap solidaritas : Saat berqurban, sebaiknya juga membaur dengan orang lain dalam proses penerimaan, penyembelihan, dan membagikan hewan kurban. Ada hikmah lain yang bisa didapat dalam kegiatan kurban ini. Manfaat hidup rukun, saat kegiatan qurban akan membuat kita saling bekerjasama dalam melakukan ibadah ini, setiap apa yang kita lakukan akan menjadi amalan baik. Oleh karena itu akan membuat kita, lebih bisa bersosialisasi dan berhubungan baik dengan orang lain.
Rezeki kita menjadi berkah : Saat kita berkurban menjadi salah satu upaya untuk menjadikan apa yang selama ini kita kumpulkan, harta benda yang kita miliki menjadi berkah dengan menggunakannya untuk ibadah. Bahkan manfaat qurban, akan membahagiakan orang lain dalam jalan keislaman.
Menjauhkan diri dari sikap tamak : Berkurban membutuhkan banyak syarat yang harus dipenuhi, mulai dari orang tersebut harus mampu, hingga mau melakukannya adalah hal yang tidak mudah. Sebagaian dari kita mungkin ada yang mampu namun tidak mau. Oleh karena itu ketika kita mau untuk berkurban, itu sudah membuktikan kita tidak terlalu tergila-gila dengan harta dan susah untuk mengeluarkannya. Manfaat agama terutama islam, akan membuang sifat serakah yang ada di dalam diri dengan ikhlas dalam berqurban.
Manfaat Qurban bagi orang lain atau dalam lingkungan sosial
Menjaga tali silaturahim : Saat hari raya qurban adalah salah satu sarana untuk menjalin tali silaturahmi kepada orang lain. Tidak hanya kepada satu orang saja bahkan bisa sampai banyak orang. Menyukseskan kegiatan kurban dibutuhkan kebersamaan dan peranan banyak orang. Ini akan menjadi sarana pemersatu diantara umat islam. Tidak ada perbedaan di hari itu, kita bersama-sama berbagi kebahagian untuk sesama.
Mencukupi kebutuhan gizi kaum kecil : Dari tinjauan kesehatan, manfaat qurban bisa membantu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat indonesia. Mengingat kebutuhan gizi rakyat indonesia sangat tinggi dan tidak semua rakyat mampu merasakan manfaat daging. Oleh karena itu, saat hari raya qurban menjadi salah satu kesempatan bagi masyarakat dari kalangan bawah untuk memperbaiki asupan gizi, terutama yang berasal dari manfaat daging sapi dan kambing.
Manfaat Qurban lainnya
Memakmurkan masjid : Qurban kebanyakan dilakukan di masjid. Saat hari raya kurban pasti setiap masjid melakukan kegiatan penyembelihan dan pembagian hewan kurban. Memakmurkan masjid adalah salah satu perintah yang perlu dilakukan umat islam. Masjid akan tetap dimakmurkan setiap waktunya, karena banyak orang yang melakukan ibadah mulai dari shalat ied bersama hingga proses penyembelihan.
Menjaga budidaya hewan ternak : Ini adalah manfaat lain yang bisa di dapatkan untuk meningkatkan aspek pertanian negara kita. Dengan adanya ibadah qurban, maka harus ada hewan yang dikurbankan (disembelih). Peranan para peternak hewan seperti sapi, kambing, dan domba di Indonesia akan sangat penting dalam membantu terlaksananya kegiatan kurban ini. Manfaat qurban akan membantu meningkatkan aspek di bidang peternakan, mengingat sampai saat ini saja negara kita masih saja impor hewan-hewan ternak. Bagi umat islam tentunya ibadah qurban tidak hanya semata-mata ibadah, namun memberikan manfaatnya untuk sesama muslimin dan muslimat.