Fabel merupakan cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang (berisi pendidikan moral dan budi pekerti). Fabel ini memiliki empat bagian dalam strukturnya. Keempat bagian tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menelaah Struktur Fabel
- Orientasi
Bagian awal dari suatu cerita yang berisi pengenalan tokoh, latar
tempat, dan waktu. - Komplikasi
Konflik atau permasalahan antara satu dengan tokoh yang lain.
Komplikasi menuju klimaks. - Resolusi
Bagian yang berisi pemecahan masalah. - Koda (boleh ada boleh tidak)
Bagian terakhir fabel yang berisi perubahan yang terjadi pada tokoh
dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita tersebut.
Gajah yang Baik Hati
Struktur Orientasi
Kalimat;
Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si Kancil, Gajah, dan lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan. Dia berjalanjalan mencari air.
Struktur Komplikasi
Kalimat;
Di tengah perjalanan dia melihat kolam dengan air yang sangat jernih. Tanpa pikir panjang dia langsung terjun ke dalam kolam. Tindakan Kancil sangat ceroboh, dia tidak berpikir bagaimana cara ia naik ke atas. Beberapa kali Kancil mencoba untuk memanjat tetapi ia tidak bisa sampai ke atas.
Si Kancil tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya berteriak meminta tolong. Teriakan si Kancil ternyata terdengar oleh Si Gajah yang kebetulan melewati tempat itu. ‘’Hai, siapa yang ada di kolam itu?’’
Gajah Yang Baik Hati
‘’Aku.. si Kancil sahabatmu.’’
Kancil terdiam sesaat mencari akal agar Gajah mau menolongnya.
‘’Tolong aku mengangkat ikan ini.’’
“Yang benar kau mendapat ikan?’’
‘’Bener..benar! Aku mendapatkan ikan yang sangat besar.’’
Gajah berpikir sejenak. Bisa saja ia turun ke bawah dengan mudah tetapi bagaimana jika naiknya nanti.
‘’Kau mau memanfaatkanku, ya Cil?’’ Kau akan menipuku untuk kepentingan dan keselamatanmu sendiri?’’ Tanya Gajah. Kancil hanya terdiam.
‘’Sekali-kali kamu harus diberi pelajaran,’’ kata Gajah sambil meninggalkan tempat itu. Gajah tidak mendengarkan teriakan Kancil. Kancil mulai putus asa. Semakin lama berada di tempat itu Kancil mulai merasa kedinginan. Hingga menjelang sore tidak ada seekor binatang yang mendengar teriakannya.
Struktur Resolusi
Kalimat;
‘’Aduh gawat! Aku benar-benar akan kaku di tempat ini.’’ Dia berpikir apa ini karma karena dia sering menjaili teman-temannya.
Resolusi Tidak lama, tiba-tiba Gajah muncul lagi. Kancil meminta tolong kembali.
“Bagaimana Cil?”
“Tolong aku, aku berjanji tidak akan iseng lagi”
“Janji?” gajah menekankan.
‘’Sekarang apakah kamu sudah sadar? Dan akan berjanji tidak akan menipu, jahil, iseng dan perbuatan yang merugikan binatang lain?’’
‘’Benar Pak Gajah, saya benar-benar berjanji.’’ Gajah menjulurkan belalainya yang panjang untuk menangkap Kancil dan mengangkatnya ke atas. Begitu sampai di atas Kancil berkata.
‘’Terima kasih Pak Gajah! Saya tidak akan pernah melupakan kebaikanmu ini.’’
Struktur Koda
Kalimat;
Sejak itu Kancil menjadi binatang yang sangat baik. Ia tidak lagi berbuat iseng seperti yang pernah ia lakukan pada beruang dan binatangbinatang yang lainya.
Memang kita harus berhati-hati kalau bertindak. Jika tidak hati-hati akan celaka. Jika kita hari-hati kita akan selamat. Bahkan bisa menyelamatkan orang lain.
Mendiskusikan Ciri Bagian-bagian Fabel
Diskusikan hal-hal berikut!
a) apa ciri orientasi?
b) apa ciri komplikasi?
c) apa ciri resolusi?
d) apa ciri koda?
Struktur Orientasi
Ciri isi : Pengenalan tokoh, latar, watak tokoh, dan konflik
Struktur Komplikasi
Ciri isi :
- Hubungan sebab akibat sehingga muncul masalah hingga masalah itu memuncak.
- Komplikasi dimulai dari munculnya masalah sehingga masalah mencapai komplikasi/ klimak (masalah memuncak)
Struktur Resolusi
Ciri isi : Penyelesaian masalah
Struktur Koda
Ciri isi : Nilai moral yang diungkapkan pengarang secara impisit pada akhir cerita.
2. Menelaah Variasi Pengungkapan Struktur Fabel
Struktur Orientasi
Ciri :
Diawali dengan deskripsi latar :
Pagi itu sang mentari menampakkan diri dengan senyum terindahnya. Nuri bersama sahabat-sahabatnya bernyanyi riang. Sementara Katak Putih bertepuk tangan dengan ceria. Sudah terkenal di seluruh hutan bahwa si Nuri dan si Katak Putih bersahabat karib. Saling menopang dan saling menolong dalam suka dan duka.
Suatu saat terjadilah keadaan yang sangat mengejutkan. Tiba-tiba …..
Diawali dengan latar dan kegiatan tokoh :
Di keheningan malam Kura-kura nampak tidur pulas bersama Katak sahabat baiknya. Sudah dua bulan ini Kura-kura sakit dan sahabatnya dengan setia mendampinginya.
Diawali dengan latar di masa lalu :
Pada zaman dahulu, hiduplah sekelompok gajah raksasa. Pada siang terik itu Gajah bersama teman-temannya berjalan tegap ke arah perkampungan Semut. Panas terik tak dihiraukan. Mereka tetap berjalan sambil bercanda ria.
Bagian Orientasi :
Ciri isi :
Berisi pengenalan tempat terjadinya cerita, pengenalan tokoh
Ciri bahasa :
Berisikata keterangan tempat/ waktu di sebuah hutan, pada suatu hari, di sebuah kerajaan.
Komplikasi Diawali dengan konflik batin
Semakin lama Kura-kura merasa hidupnya tidak berguna lagi. Dia merasa hanya bisa merepotkan teman-temannya.
Diawali dengan konflik fisik
Ketika Gajah memasuki areal perkampungan Semut Merah, tanpa diduga pasukan Semut Merah tiba-tiba menyerangnya. Semut menuduh Gajah melakukan penghancuran perkampungannya. Gajah mengelak dan mencoba menjelaskan. Akan tetapi Semut terus menyerang telinga Gajah.
Diawali dengan perubahan latar dan peristiwa tidak mengenakkan tokoh
Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Ternyata semua keadaan tak ada yang abadi. Persahabatan Gajah dan Semut dilanda perpecahan. Semut mulai mengkhianati persahabatan itu.
Bagian Komplikasi :
Ciri isi :
Berisi berisi awal terjadinya masalah atau konflik/ada perubahan/ada kejutan
Ciri bahasa :
Berisi kata seperti tiba-tiba, tanpa diduga
Resolusi Diawali dengan meredanya konflik
Akhirnya, masalah menjadi jelas. Tak ada salah paham lagi di antara kelompok Gajah dan Semut.
Diawali dengan dialog yang menandakan amannya keadaan
“Ayo cepat Ci…” dengan rasa kebersamaan mereka pun akhirnya selamat.
Contoh 3
Kesabarannya menghadapi Kasuari yang sombong itu sudah habis. Dipatahkanlah sayap Kasuari. Kasuari tetap mencoba terbang meski terasa lemas. Semakin dia mencoba, semakin sakit dan lemaslah tubuhnya. Dia sangat kesakitan ketika menggerakkan sayapnya.
Contoh 4
Ketegangan memuncak Keadaan tak dapat dikendalikan lagi. Pertengkaran semakin menjadi dan kondisi hutan terbakar habis.
Bagian Resolusi :
Ciri isi:
- Menyatakan pemecahan masalah atau kondisi akhir peristiwa
- Akibat dari semua perilaku tokoh
- Ganjaran yang diterima tokoh
- Perubahan watak tokoh menjadi baik
Ciri bahasa :
Berisi kata : dia menyadari , akhirnya,, dengan kejadian tersebut,
Koda Pernyataan penulis tentang pelajaran dari cerita fabel
Kejahatan akan selalu dikalahkan oleh kebaikan. Apapun yang berbuat jahat akan dikalahkan oleh perbuatan baik
Pelajaran yang dapat kita ambil dari cerita itu adalah mulut kita dilarang berbicara yang menyinggung kekurangan orang lain. Tuhan menciptakan mahluknya dengan keistimewaan sendiri-sendiri.
Bagian Koda :
Ciri isi:
Berupa kesimpulan, pesan atau amanat dari penulis
Ciri Bahasa :
Sejak itu Kancil menjadi binatang yang sangat baik.
Memang kita harus berhati-hati kalau bertindak.
3. Mencermati Variasi Pengembangan Watak Tokoh
Contoh 1: deskripsi fisik tokoh
Farni adalah kelinci yang lucu. Bulunya putih bak mutiar. Matanya sebening air danau. Jika ia makan, bibir merahnya yang cantik akan bergerak indah. Kecantikan Farni tidak diragukan lagi di hutan Ambarata.
Contoh 2: kegiatan tokoh
Singa mengaum menunjukkan tarinya yang putih dan tajam. Ia menggarukgaruk tanah menandakan amarahnya sedang memuncak. Bulu yang ada di sekitar kepalanya bergoyang seram. Semua hewan di hutan bergidik ketakutan.
Contoh 3: dialog tokoh dengan diri sendiri
“Ah… kue ini pasti nikmat sekali apalagi jika ku makan sendiri tanpa berbagi dengan mereka”. Gumamnya dalam hati.
Contoh 4: dialog dengan tokoh lain
“Ah… kamu tidak bisa terbang karena kakimu kecil, kalau kakiku sempurna bisa mellompat kemana-mana, kata Katak pada Semut.
“Jangan menghina Katak, Tuhan memberikan kita kelebihan masingmasing,” Burung bersuara dengan nada lembut.
Tokoh merupakan individu rekaan yang mengalami berbagai peristiwa cerita dan berfungsi sebagai penggerak cerita. Tokoh adalah orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa, sebagaimana peristiwa yang digambarkan dalam sebuah alur. Dari pengertian tersebut, peranan tokoh sangat berpengaruh dalam perjalanan peristiwa dalam karya fiksi. Ada beberapa pola pengembangan tokoh fabel yaitu :
“Jangan menghina Katak, Tuhan memberikan kita kelebihan masingmasing,” Burung bersuara dengan nada lembut.
Tokoh merupakan individu rekaan yang mengalami berbagai peristiwa cerita dan berfungsi sebagai penggerak cerita. Tokoh adalah orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa, sebagaimana peristiwa yang digambarkan dalam sebuah alur. Dari pengertian tersebut, peranan tokoh sangat berpengaruh dalam perjalanan peristiwa dalam karya fiksi. Ada beberapa pola pengembangan tokoh fabel yaitu :
- Deskripsi fisik tokoh
- Kegiatan yang dilakukan tokoh
- Dialog tokoh dengan diri sendiri
- Dialog tokoh dengan tokoh lainnya dalam fabel
4. Mencermati Pola Pengembangan Judul
Amati contoh judul fabel berikut.
- Contoh 1: judul berasal dari nama tokoh contoh : Cici dan Serigala, Kancil dan Tikus
- Contoh 2: judul dikembangkan berdasarkan sifat tokoh contoh : Tikus Yang Baik Hati, Gajah Penolong, Merak Yang Pemurah
- Contoh 3 judul diambil dari tema contoh : Semua Istimewa
5. Menentukan Struktur Fabel
a) Urutkanlah peristiwa fabel di atas ke dalam tabel struktur berikut ini!
Kuda Berkulit Harimau
Struktur Orientasi
Kalimat;
Seekor kuda sedang berjalan dari sebuah ladang gandum menuju sebuah hutan yang lebat. Kuda itu telah puas memakan gandum yang ada di ladang itu. Dia tampak gembira karena tidak ada petani gandum yang menjaga ladangnya.
Struktur Komplikasi
Kalimat;
Ketika dia menuju hutan lebat, di tengah jalan kuda itu melihat sesuatu. “Itu seperti kulit harimau,” gumam kuda itu. Kuda itu lalu mendekatinya dan ternyata memang benar apa yang dilihatnya adalah kulit harimau yang tak sengaja ditinggalkan oleh para pemburu harimau. Kuda itu mencoba memakai kulit harimau itu, “Wah, kebetulan sekali, kulit harimau ini sangat pas di tubuhku. Apa yang akan kulakukan dengannya ya?”
Terlintaslah di benak kuda itu untuk menakuti binatang-binatang hutan yang melewati dirinya. “Aku harus segera bersembunyi. Tempat itu harus gelap dan sering dilalui oleh binatang hutan. Di mana ya?” tanya kuda dalam hati sambil mencari tempat yang cocok. Akhirnya, dia menemukan semak-semak yang cukup gelap untuk bersembunyi, lalu masuk ke dalamnya dengan menggunakan kulit harimau. Tak lama kemudian, beberapa domba gunung berjalan ke arahnya. Kuda itu menggumam bahwa domba-domba itu cocok dijadikan sasaran empuk kejahilannya.
Ketika domba-domba itu melewatinya, kuda itu meloncat ke arah mereka sehingga sontak domba-domba itu kalang-kabut melarikan diri. Mereka takut dengan kulit harimau yang dikenakan kuda itu. “Tolong, ada harimau! Lari, cepat lari!” teriak salah satu domba. Kuda itu tertawa terbahak-bahak melihat domba-domba itu pontang-panting berlari.
Setelah itu, kuda itu kembali bersembunyi di dalam semak-semak. Dia menunggu hewan lain datang melewati semak-semak itu. “Ah, ada tapir menuju kemari, tapi lambat betul geraknya. Biarlah, aku jadi bisa lebih lama bersiap-siap melompat!” kata kuda itu dalam hati. Tibalah saat kuda itu meloncat ke arah tapir itu, ia terkejut dan lari tunggang-langgang menjauhi kuda yang memakai kulit harimau itu. Kuda itu kembali ke semak-semak sambil bersorak penuh kemenangan di dalam hatinya.
Struktur Resolusi
Kalimat;
Kali ini, kuda itu menunggu lebih lama dari biasanya, tetapi hal itu tidak membuatnya bosan. Tiba-tiba, seekor kucing hutan berlari sambil membawa seekor tikus di mulutnya. Kucing itu tidak melewati semaksemak, kucing hutan itu duduk menyantap tikus yang ia tangkap di dekat pohon besar. “Ah, ternyata kucing itu tidak melewati semak-semak ini. Biarlah aku membuatnya kaget di sana,” kata kuda itu dalam hati. Kuda itu pun keluar dari semak-semak dan berjalan hati-hati mendekati kucing hutan. Saat jaraknya sudah sangat dekat dengan kucing hutan, kuda itu mengaum seperti halnya seekor harimau, tetapi rupanya dia tidak sadar bahwa bukannya mengaum, dia malah meringkik. Mendengar suara itu, kucing hutan menoleh ke belakang dan melihat seekor kuda berkulit harimau. Sesaat, kucing hutan itu siap-siap mengambil langkah seribu, tetapi ia malah tertawa terbahak-bahak sembari berkata, “Saat aku melihatmu memakai kulit harimau itu, aku pasti akan lari ketakutan, tapi rupanya suaramu itu ringkikan kuda, jadi aku tidak takut, hahaha!” Kucing hutan itu juga berkata kepada kuda bahwa sampai kapan pun, suara ringkiknya tidak akan bisa berubah jadi auman.
Struktur Koda
Kalimat;
Kuda berkulit harimau itu melambangkan bahwa sepandai-pandainya orang berpura-pura, suatu saat akan terbongkar juga kepura-puraannya itu. Kejujuran merupakan sikap yang paling indah di dunia ini.
b) Tentukan tokoh dan penokohan tokoh fabel yang telah kalian baca beserta alasan dan pembuktiannya dalam tabel berikut ini!
Kuda (Suka berpura-pura dan jahil)
Cara pengembangan watak ; Tingkah laku tokoh
Bukti;
Kulit harimau ditinggalkan oleh para pemburu harimau dipakai oleh kuda untuk menakuti binatang-binatang hutan.
Kuda itu menggumam bahwa domba-domba itu cocok dijadikan sasaran empuk kejahilannya.
Domba (Penakut)
Cara pengembangan watak ; Tingkah laku tokoh
Bukti;
Mereka takut dengan kulit harimau yang dikenakan kuda itu. “Tolong, ada harimau! Lari, cepat lari!” teriak salah satu domba.
Tapir (Penakut)
Cara pengembangan watak ; Tingkah laku tokoh
Bukti;
Tibalah saat kuda itu meloncat ke arah tapir itu, ia terkejut dan lari tunggang-langgang menjauhi kuda yang memakai kulit harimau itu.
Kucing Hutan (Pemberani)
Cara pengembangan watak ; Tingkah laku tokoh
Bukti;
“Saat aku melihatmu memakai kulit harimau itu, aku pasti akan lari ketakutan, tapi rupanya suaramu itu ringkikan kuda, jadi aku tidak takut, hahaha!”
Tuliskan hasil telaahmu tentang struktur teks dengan cara melengkapi paparan berikut!
- Teks fabel di atas sudah berisi struktur fabel secara lengkap. Pada awal cerita terdapat orientasi yaitu ada pengenalan tokoh dengan latar kejadiannya.
- Bagian komplikasi pada fabel tersebut berupa peristiwa kuda menakuti domba dan tapir sehingga mereka lari ketakutan
- Bagian resolusi pada fabel berupa kuda yang terkana ulahnya sendiri. Ketika menakut-nakuti kucing hutan ia lupa menggunakan suara harimau sehingga yang keluar adalah suara ringkikan kuda.
- Bagian koda pada fabel tersebut berupa pesan dari penulis bahwa sepandai-pandainya orang berpura-pura, suatu saat akan terbongkar juga kepura-puraannya itu. Kejujuran merupakan sikap yang paling indah di dunia ini.