Apresiasi berasal dari bahasa Latin appretiatus yang berarti mengerti serta menyadari sepenuhnya hingga mampu menilai semestinya, dalam bahasa Inggris berasal dari kata appreciationyang berarti menghargai. Kaitannya dengan seni menurut Arini, kata apresiasi diartikan mengerti dan menyadari tentang hasil karya seni serta menjadi peka terhadap nilai estetisnya, sehingga mampu menikmati dan menilai karya seni tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa apresiasi itu adalah kemampuan seseorang menikmati, mengamati, memghayati serta menilai sekaligus memberi masukan berupa kritikan yang objektif tanpa kehilangan rasa simpati terhadap sebuah karya seni.
Pengertian Apresiasi Seni
Apresiasi seni merupakan kegiatan seni yang mengembangkan tingkat apresiasi siswa pada kesenian. Secara konseptual kegiatan ini menumbuh-kembangkan potensi siswa dalam kepekaan estetik, wawasan, kreativitas serta mengembangkan potensi pribadi. Khususnya kepercayaan diri, sikap, dan pengambilan keputusan.
Perkembangan potensi ini tidak bersifat parsial, tetapi menyeluruh. Seorang anak yang mendapatkan apresiasi seni cukup, ia akan menjadi anak yang dapat mengisi waktunya dengan kegiatan-kegiatan yang kreatif, inovatif, dan bervariatif. Ia gampang diajak berdialog tentang kesenian, dan selalu bergairah untuk diajak berkegiatan, walaupun itu sesuatu yang baru dikenalnya. Ia mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Kepekaan estetik merupakan kemampuan mereaksi terhadap sesuatu yang bernilai seni. Kepekaan tersebut banyak tergantung pada keahlian/keterampilan, pengetahuan dan minat khusus pada bidang seni yang digeluti. Dengan terpenuhinya ketiga hal tersebut akan menunjang tumbuhnya sikap apresiatif terhadap seni.
Salah satu pendukung sikap apresiatif terhadap seni adalah pemahaman kaidah-kaidah seni, misalnya komposisi, proporsi, keseimbangan, harmonis, irama, kesatuan, dinamika dan sebagainya. Walaupun sifatnya teoritis tetapi dalam pelaksanaannya kaidah-kaidah tersebut merupakan pertimbangan obyektif dalam mengapresiasi, kemudian dalam pelaksanaannya hal itu mengalami improvisasi sejalan dengan kematangan seseorang dalam mengapresiasi.
Aspek – Aspek Apresiasi Seni
Untuk mengadakan penilaian terhadap karya seni rupa terapan, berikut adalah beberapa aspek yang bisa dijadikan ukuran atau kriteria sebuah penilaian. Dari aspek atau ukuran penilaian yang akan dibahas nanti, tidak mutlak semua harus digunakan, karena tidak semua karya seni rupa cocok dengan ukuran penilaian tersebut. Aspek-aspek atau ukuran penilaian itu adalah:
Aspek ide atau gagasan
Proses kreatif dalam dunia kesenirupaan merupakan suatu proses yang timbul dari imajinasi menjadi kenyataan. Proses mencipta suatu benda melalui pikiran, dan melaksanakannya melalui proses sehingga masyarakat dapat menikmati dan memanfaatkannya. Ekspresi yang muncul akibat adanya rangsangan dari luar dan ilham dari dalam menciptakan suatu keunikan sendiri. Keunikan ekspresi pribadi itulah yang disebut kreativitas.
Aspek penguasaan teknis
Teknik adalah cara untuk mewujudkan suatu ide menjadi hal-hal yang kongkrit dan punya nilai. Ketidaktrampilan dalam penggunaan teknik akan berdampak pada karya yang dihasilkan. Demikian dalam hal pemilihan teknik juga harus menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan karya seni. Kesalahan dalam pemilihan teknik, juga akan berdampak pada karya seni yang dihasilkan. Itulah sebabnya aspek penguasaan teknik perlu dipertimbangkan dalam penilaian sebuah karya seni.
Aspek penguasaan bahan
Setiap bahan mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda, misalnya sifat rotan adalah lentur, logam adalah keras, tanah liat adalah plastis dan masih banyak lagi. Untuk itu seorang pencipta karya seni harus tahu betul sifat dan karakter bahan yang digunakan. Kesalahan dalam memilih bahan juga akan berakibat pada hasil karya yang dibuatnya. Untuk itulah aspek penguasaan bahan dalam penilaian karya seni rupa terapan patut dipertimbangkan.
Aspek kegunaan
Sebagaimana dalam aspek pertimbangan penciptaan karya seni terapan, perlu mempertimbangkan aspek kegunaan (applied), maka dalam penilaian juga perlu mempertimbangkan aspek tersebut. Hal ini sangat penting mengingat fungsi utama dalam seni rupa terapan adalah kegunaan. Segi-segi penilaian yang perlu dipertimbangkan dalam kegunaan adalah segi kenyamanan dalam penggunaan, segi keluwesan/fleksibelitas dan segi keamanan dalam penggunaannya.
Aspek wujud (form)
Aspek wujud (form) adalah aspek yang berhubungan erat dengan prinsip-prinsip komposisi. Prinsip-prinsip komposisi itu meliputi proporsi,keseimbangan (balance), irama (ritme), kontras, klimaks, kesatuan (unity).Prinsip itulah yang menjadi ukuran untuk menilai karya seni dari segi wujud atau form.
Aspek gaya atau corak
Karya seni adalah karya perseorangan, ia lahir dari cita, visi, dan interpretasi individual seorang seniman. Seorang yang mempunyai watak yang keras akan tercermin karya-karya yang keras baik dalam segi bentuk, pewarnaan ataupun dalam pemilihan dan pengelolahan tema. Gaya atau corak seseorang dalam menciptakan karya seni, perlu juga dipertimbangkan dalam penilaian pada sebuah apresiasi.
Aspek kreativitas
Kreativitas yang dimaksud di sini adalah kreativitas yang bersangkutan dengan karya seni. Banyak cara untuk menemukan kreativitas,misalnya dalam penggunaan media, bahan, alat, dan teknik yang berbeda dari yang sebelumnya. Kreativitas juga bisa didapat dengan menampilkan bentuk-bentuk baru atau memadukan unsur baru dengan yang lama. Bila-halhal di atas dapat dicapai pada penciptaan karya seni rupa, khususnya karya seni rupa terapan, maka penilaian dari aspek ini menjadi penting untuk dipertimbangkan.
Aspek tempat
Pertimbangan tempat di mana karya itu akan diletakkan harus mendapat perhatian dari seorang perancang karya seni rupa terapan. Seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat untuk keperluan rumah tangga, tentunya harus berbeda dengan seperangkat meja kursi makan dari rotan yang dibuat untuk keperluan suatu rumah makan besar.
Aspek selera dan agama
Seorang seniman yang ingin membuat karya seni terapan yang dapat digunakan oleh orang banyak, harus dapat menyesuaikan karyanya dengan selera dan agama yang dianut oleh pasar. Dalam hal ini selera harus dipertimbangkan hal-hal yang sedang menjadi trend di masyarakat, misalnyadari segi model/bentuk, warna, ukuran, bahan yang digunakan. Dalam hal agama, hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan, misalnya penerapan motif pada karya seni yang diciptakan, motif Bali akan lebih cocok bagi mereka yang beragama Hindu. Hal-hal seperti itu penting karena jika tidak demikian karya seni yang diciptakan tidak akan mendapat tempat dihati masyarakat.