Struktur penulisan proposal dapat bermacam-macam. Hal ini bergantung pada jenis kegiatan yang diusulkannya. Dalam beberapa aspek, proposal penelitian memiliki beberapa perbedaan dengan proposal kegiatan kemasyarakatan. Namun, secara umum berikut bagian-bagian yang sebaiknya ada di dalam proposal tersebut.
1. Latar Belakang
Pada bagian ini dijelaskan tentang kejadian, atau hal yang melatarbelakangi pentingnya dilaksanakan suatu penelitian. Apabila yang ingin dibuat adalah kegiatan kesehatan penduduk desa, maka yang perlu dijelaskan pada latar belakang adalah tentang berjangkitnya penyakit menular dan sebagainya.
2. Masalah dan Tujuan
Secara rinci dan spesifik kita perlu menyebutkan masalah dan tujuan-tujuan kegiatan. Rumuskanlah tujuan-tujuan itu dengan rasional dan persuasif sehingga yang membacanya tertarik pada tujuan-tujuan tersebut.
3. Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan yang diusulkan harus dijelaskan batas-batasnya. Membatasi ruang lingkup persoalan kegiatan, bisa memberikan dua manfaat. Akan lebih terlihat persoalan dari kegiatan yang akan dilakukannya. Untuk penerima usul, suatu deskripsi yang utuh dan jelas akan lebih mudah dilihat kelebihan dan kekurangannya. Baik pengusul maupun penerima usul, masing-masing akan menguji masalah itu dari ruang lingkup itu dengan bahan-bahan literatur yang ada.
4. Kerangka Teoretis dan Hipotesis
Dalam hal ini dikemukakan telaah terhadap teori atau hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang dirumuskan. Telaah itu bisa berupa perbandingan, pengontrasan, dan peletakan teori-teori itu pada masalah yang akan diteliti. Teori-teori itu adalah dasar pendapat bagi pengusul dalam meneliti masalah-masalahnya sehingga diperoleh jawaban yang dapat diandalkan.
Dari teori-teori yang dijelaskan itu, penerima usul akan mudah memahami bobot usulan itu selain dapat mengetahui juga penguasaan pengusul terhadap kegiatan yang diusulkannya.
5. Metode
Pada bagian ini, dikemukakan metode kegiatan yang akan dilaksanakan, termasuk teknik-teknik pengumpulan data. Dalam hubungan ini dapat disebutkan metode historis, deskriptif, ataupun eksperimental. Sementara itu, dalam hal teknik pengumpulan data dapat disebutkan teknik angket (kuesioner), wawancara, observasi, studi pustaka, atau tes. Dalam bagian ini harus juga dikemukakan rencana pengolahan data yang diperlukan.
Melalui metode-metode yang ingin digunakan, kegiatan tersebut bisa dinilai oleh penerima usul, yaitu apakah rencana tersebut akan mendapatkan hasil yang memuaskan atau tidak. Semakin komprehensif, metode yang diusulkan, maka penerima usul juga semakin yakin akan rencana kegiatan itu. Melalui gambaran metode itu, dapat dinilai pula olehnya jumlah biaya yang perlu dikeluarkan.
6. Pelaksana Kegiatan
Hal yang harus diperhatikan oleh penerima proposal adalah susunan personalia dari badan yang menyampaikan proposal tersebut. Maka dari itu, buatlah personalia yang bisa diandalkan untuk mengerjakan pekerjaan yang diusulkan itu. Bila perlu daftar personalia atau pelaksana kegiatan tersebut dilengkapi dengan pendidikan dan keahlian mereka. Apabila kegiatan itu seperti pengecatan jalan desa, tentunya yang dijelaskan ialah susunan kepanitiannya termasuk pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan.
Dalam proposal penelitian untuk penulisan skripsi, tesis, atau disertasi, pelaksana kegiatan tidak perlu dikemukakan karena sudah jelas, yakni mahasiswa itu sendiri.
7. Fasilitas
Untuk mengerjakan suatu pekerjaan diperlukan pula fasilitas-fasilitas tertentu. Di pihak lain, fasilitas-fasilitas tersebut bisa lebih menekankan biaya sehingga kalkulasi biaya yang diberikan akan menjadi lebih murah dibanding menyewa dari pihak-pihak lain.
Pengusul perlu menggambarkan bermacam-macam fasilitas yang dimilikinya. Tujuannya agar bisa meyakinkan lagi penerima usul bahwa tawaran penulis memang benar-benar serius dan penulis bisa menyelesaikannya dengan baik.
8. Keuntungan dan Kerugian
Tentu lebih meyakinkan lagi jika dikemukakan juga keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dari pekerjaan itu. Hal ini bukan sesuatu yang berlebihan, tetapi lebih tertuju untuk meyakinkan penerima usul bahwa biaya yang akan dikenakan tidak sia-sia dengan yang akan didapatkan. Keuntungan yang diperoleh dapat bersifat keuntungan yang memang langsung diharapkan, keuntungan sampingan, penghematan, dan sebagainya.
Untuk lebih baik, pengusul bisa menyampaikan juga kerugian atau hambatan-hambatan yang akan dihadapi kelak. Karena kebanyakan orang takut menjelaskan keburukan atau kekurangan sesuatu yang ditawarkan, takut kalau tawaran atau usulnya ditolak. Dalam jangka panjang hal ini sebenarnya akan menguntungkan pihak pengusul itu sendiri. Badan yang akan memberi pekerjaan akan lebih percaya akan kejujuran pengusul yang dalam melaksanakan pekerjaan itu.
9. Lama Waktu
Suatu proposal perlu dijelaskan lama waktu pekerjaan itu akan diselesaikan. Bila pekerjaan itu terdiri atas tahap-tahap pekerjaan, maka tahap-tahap itu perlu diberikan dengan perincian waktu penyelesaian masing-masing.
10. Pembiayaan
Biaya adalah salah satu hal yang harus diperhatikan penerima usul. Namun, bagi badan penerima usul yang baik reputasinya, kualitas pekerjaan merupakan paling utama. Bagaimanapun juga, perincian biaya harus benar-benar dijelaskan secara rinci dalam proposal ini agar bisa meyakinkan penerima usul.
Yang lebih diinginkan agar semua pos pembiayaan diberikan rincian tersendiri. Perincian itu dapat dibagi untuk upah, alat perlengkapan, belanja barang, biaya umum, dan sebagainya.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan sistematika proposal berikut!
1. Latar Belakang
2. Masalah dan Tujuan
a. Masalah
b. Tujuan
3. Ruang Lingkup Kegiatan
a. Objek
b. Jenis-Jenis kegiatan
4. Kerangka Teoretis dan Hipotesis
a. Kerangka teoretis
b. Hipotesis
5. Metode
6. Pelaksana Kegiatan
a. Penanggung jawab
b. Susunan personalia
7. Fasilitas yang Tersedia
a. Sarana
b. Peralatan
8. Keuntungan dan Kerugian
a. Keuntungan-Keuntungan
b. Kemungkinan kerugian
9. Lama Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Waktu
b. Tempat
10. Anggaran Biaya
11. Daftar Pustaka
12. Lampiran-Lampiran
Sistematika tersebut dalam beberapa hal memiliki perbedaan apabila proposal tersebut ditujukan untuk suatu penelitian. Sistematika penulisan proposal penelitian adalah sebagai berikut.
1. Latar Belakang Masalah
2. Perumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
5. Landasan Teori
6. Metode Penelitian
7. Kerangka Penulisan Laporan
Sistematika proposal bersifat fleksibel, bergantung pada jenis kegiatan yang akan dilaksanakan serta lembaga yang hendak dituju. Biasanya setiap lembaga memiliki sistematika proposal yang relatif berbeda-beda. Oleh karena itu, pengusul hendaknya memperhatikan sistematika yang dikehendaki pihak penerima usul.
Tugas
1. Secara berkelompok, cermatilah bagian-bagian dari contoh proposal di atas. Kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Proposal itu meliputi bagian-bagian apa saja?
b. Apakah bagian-bagiannya itu sudah lengkap sebagaimana yang seharusnya untuk sebuah proposal penelitian?
2. Sampaikanlah jawaban kelompokmu itu di depan kelompok lainnya untuk disamakan persepsinya sehingga diperoleh pemahaman yang sama untuk seluruh warga kelas.
Contoh Jawaban
a. Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian ini terdiri atas:
(1) sampul dan halaman judul
(2) prakata
(3) ikhtisar (abstrak)
(4) daftar isi
(5) penegasan permohonan
b. Isi Proposal
Bagian ini terdiri atas:
(1) latar belakang masalah
(2) ruang lingkup masalah
(3) pembatasan masalah
(4) asumsi dasar/kerangka teori
(5) metodologi
(6) fasilitas
(7) personalia (kepanitiaan)
(8) keuntungan dan kerugian
(9) waktu dan biaya
c. Bagian Penutup
Bagian ini terdiri atas:
(1) daftar pustaka
(2) lampiran-lampiran
(3) daftar gambar/tabel