Setelah kamu memahami struktur teks biografi, hal yang juga menarik untuk dipelajari adalah berbagai pola penyajiannya. Pola penyajian teks biografi dapat dilihat dari alurnya, sudut pandang penceritaan, gaya penceritaan, dan fokus penceritaan. Kamu juga bisa mencoba menganalisis pola penyajian teks naratif dari sudut pandang yang lain, misalnya dari segi penggunaan bahasanya.
Bacalah kembali teks biografi B.J. Habibie dan George Saa, Si Jenius dari Papua di atas serta teks biografi Komikus Indonesia yang Mendunia, Ardian Syaf yang menjdi contoh teks biografi berikutnya.
Pelajari contoh analisis pola penyajiannya di bagian akhir teks, kemudian kerjakan tugas-tugas yang disediakan.
Komikus Indonesia Yang Mendunia, Ardian Syaf
Ardian Syaf (31), sosok komikus yang rendah hati ini memilih tinggal di kampung halamannya di Desa Tenggur, Kecamatan Rejotangan, Tulung Agung, bersama istri dan seorang anaknya. Dari kampung halamannya, karya Aan, sapaan akrabnya, mampu menembus dunia. Bahkan, ia disodori kontrak eksklusif sebagai penciller oleh penerbit raksasa Amerika, DC Comics. Artinya, ia tidak boleh membuat ilustrasi selain di DC Comics.
Tentu, Aan tidak meraih semua itu dengan gampang. Lulus kuliah tahun 2004 dari jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Negeri Malang, ia sempat bekerja sebagai tukang layout dan ilustrator sebuah penerbitan.
“Sejak tahun 2005, saya mulai melamar untuk menjadi ilustrator penerbit dunia. Caranya, saya memasang lamaran pekerjaan untuk menjadi ilustrator di berbagai web, dengan dilengkapi ilustrasi terbaik karya saya. Namun, lama sekali tidak mendapat order. Paling hanya order untuk membuat komik tanpa imbalan. Meski begitu, tetap saya kerjakan, sambil mengasah kemampuan menggambar,” kata Ardian.
Pelan-pelan Ardian mulai mendapat order kecil-kecilan.
“Awalnya, per halaman dibayar 25 dolar. Itu pun komik pendek 8 halaman. Selama dua tahunan, saya hidup dari order-order kecil. Saya yang waktu itu sudah menikah, sempat putus asa. Sempat ingin bekerja di kota besar,” jelasnya.
Sikap Profesional
Kemudian Aan mendapat informasi dari Ketty, seorang penulis Irlandia, bahwa sebuah penerbit di Amerika tengah mencari ilustrator komik untuk projek komik berjudul “Dresden Files”. Ia segera memasukkan lamaran dengan melampirkan karya terbaiknya.
“Esoknya saya langsung dapat jawaban. “Selamat Anda akan kami kontrak.,” Bahkan, saya dapat kontrak eksklusif dari penerbit Dabel Brother di AS dalam jangka waktu tertentu. Total saya mengerjakan sekitar 12 jilid, masing-masing setebal 22 halaman. Satu jilid, saya kerjakan selama sebulan. Hitungannya, satu hari satu halaman. Honor per halaman 100 dolar,” kata Aan, seraya mengatakan komiknya terbit tahun 2008.
Menjadi ilustrator untuk penerbit asing, menurut Aan, butuh sikap profesional.
“Mereka disiplin soal waktu,” tambah Aan.
Dalam sehari, Aan mesti menyelesaikan satu halaman. Aan mengaku menyelesaikan satu halaman per hari bukan pekerjaan berat karena naskah yang ditulis oleh Mark Powers, konsep gambar yang harus dibuatnya cukup rinci.
“Dari deskripsi yang ditulis sang penulis, saya memindahkannya ke dalam bahasa gambar. Ternyata, mereka suka dengan karakter gambar saya,” kata Aan.
Semakin lama, gambar Aan makin matang. Apalagi, ia sangat menikmati pekerjaannya. Projek pertama ini pun sanggup ia selesaikan dengan baik. Aan cukup berbangga ketika mendapat kabar, Dresden Files masuk peringkat keempat komik terlaris bahkan masuk nominasi penghargaan komik di AS. Otomatis nama Ardian ikut terangkat.
“Sayang, penerbit Dabel Brother, akhirnya bangkrut.”
Meski begitu, Ardian Syaf sudah menancapkan taring sebagai ilustrator mumpuni. Katanya, penerbit komik dunia itu tampaknya luas, tapi sesungguhnya sempit. Seorang ilustrator yang bagus di satu penerbit, akan, gampang dikenali penerbit lain. Itulah yang dialami Aan. Lepas dari Dabel Brother, Aan diajak bergabung oleh sebuah agency yang berkedudukan di Spanyol.
Agency tersebut menawarkan gambar Aan pada penerbit di Amerika. Hasilnya tak tanggung-tanggung, Aan mendapat kontrak dari Marvel. Ia mengerjakan komik superhero X-Men.
“Saya enggak menyangka bisa bekerja di sebuah penerbit besar.”
Selanjutnya, ia dapat tawaran dari DC Comics. Ia menggarap JLA danTitans. Ia juga menggarap komik Superman, Batman, Green Lantern, Aquaman, superhero legendaris dunia.
Honor yang ia terima berkisar antara 200-350 dolar AS, Ia juga mendapat kontrak kerja eksklusif selama dua tahun dengan bayaran 235 dolar per halaman. “Tahun ini kontrak berakhir. Saya harap sih, nanti akan dikontrak kembali.”
Sebenarnya Aan sering diminta penerbit untuk menghadiri event komik di AS. Di sana, acara komik memang diselenggarakan tahunan. Biasanya, menghadirkan para kreator untuk keperluan launching komik atau book signing. Tahun lalu, Aan sebenarnya juga diundang ke Afrika Selatan untuk acara komik internasional. Uniknya, Aan tak pernah memenuhi undangan. “Saya lebih suka tinggal di desa,” ujarnya tenang. Ketika kontrak eksklusifnya berakhir, ia membuat komik lokal.
Berikut ini adalah daftar komik karya Ardian Syaf:
– Take A Chance, 1-4, Dabel Brothers Publishing
– The Dresden Files: Welcome to The Jungle 1-4 (Dabel Brothers Publishing) 222 Kelas
– The Dresden Files: Stormfront 1-6 (Dabel Brothers Publishing)
– X-Men Manifest Destiny: Nighcrawler (Marvel)
– Captain Britain & MI-13, 13 (Marvel)
– JLA, 34 (DC)
– Titans, 23 (DC)
– Superman/Batman, 68-70 (DC)
– Blackest Night: Batman, 1-3 (DC)
– Blackest Night: Phantom Stranger (DC)
– Green Lantern Corps, 48-52 (DC)
– Brightest Day, 1,2,4,5,7,8,13 (DC)
Sekarang marilah kita bandingkan pola penyajian ketiga biografi di atas dengan menggunakan tabel berikut ini.
a) Aspek = Alur cerita
- B.J. Habibie
Cerita diawali dengan identitas diri dan keluarganya, lalu perjalanan pendidikannya, terutama pendidikannya, di luar negeri. Di bagian pendidikan banyak diulas bagaimana suka dukanya Habibie menyelesaikan pendidikan. Di luar negeri dengan biaya minim. Cerita dilanjutkan dengan karier Habibie sebagai teknokrat hingga politikus (sampai menjadi Presiden RI), lalu diakhiri dengan kehidupannya saat ini sepeninggal istrinya, Ainun Habibie. - George Saa
Cerita diawali dengan tentang identitas diri dan keluarganya, pendidikannya di Papua lalu mendapat
beasiswa ke Jakarta, mendapatkan peringkat delapan dari 60 perserta lomba matematika kuantum di
India, hingga mendapatkan beasiswa kuliah di Florida Institute of Technology; kemudian mendapatkan pekerjaannya hingga kini di sebuah perusahaan migas. - Ardian Syaf
Identitas diri dan orangtua Ardian Syaf tidak diceritakan di awal hanya istrinya. Pendidikan pun
hanya disinggung dia lulus dari Universitas Negeri Malang. Selebihnya berisi perjalanan kariernya menjadi seorang komikus. Mulai dari hanya menjadi ilustrator dan lay outer sebuah penerbitan hingga menjadi seorang komikus kelas dunia. Diakhiri dengan kesuksesan dia mendapat kontrak eksklusif dari penerbit komik di AS dengan bayaran sangat besar per lembar.
b) Aspek = Sudut pandang
- B.J. Habibie
Orang ketiga serba tahu - George Saa
Orang ketiga serba tahu - Ardian Syaf
Orang ketiga serba tahu
c) Aspek = Gaya penulisan
- B.J. Habibie
Deskriptif naratif - George Saa
Deskriptif naratif dikombinasikan dengan dialog - Ardian Syaf
Deskriptif naratif dikombinasikan dengan dialog
d) Aspek = Fokus penceritaan
- B.J. Habibie
Berimbang antara kisah asal usul keluarganya, pendidkan, upayanya menggapai cita-cita, serta
keberhasilan karier. - George Saa
Berimbang antara kisah asal usul keluarganya, pendidikan, upayanya menggapai cita-cita, serta
keberhasilan karier. - Ardian Syaf
Hanya berfokus pada pekerjaan dan keberhasilan kariernya.
Simpulan:
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan hal-hal berikut.
- Alur biografi berjalan maju (dari peristiwa masa lalu ke masa kini).
- Menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu.
- Gaya peceritaan dilakukan dengan cara deskriptif naratif atau gabungan antara deskriptif naratif dan dialog.
- Menceritakan identitas pribadi (asal-usul keluarga), pendidikan, perjalanan karier, dan prestasi yang berhasil diraih.