Setelah menjawab pertanyaan tentang isi debat dalam video atau teks tulis yang dibacakan, dalam bagian ini kamu akan mempertanyakan tentang usur-unsur debat. Debat dapat terwujud apabila unsur-unsurnya terpenuhi. Unsur-unsur debat adalah (a) mosi, (b) tim afirmasi, (c) tim oposisi, (d) tim netral,penonton/ juri yang dipanggil, (e) moderator, dan (f) penulis.
Simaklah penggalan teks debat berikut ini, kemudian kerjakanlah tugas-tugas yang telah disediakan.
Penyerapan Kosa Kata Bahasa Asing Bukti Ketidakmampuan Bahasa Indonesia dalam Interaksi dengan Bahasa Lain
Moderator:
Selamat siang,
Siang ini kita akan mengikuti kegiatan debat antara Tim Afirmasi dari SMA Pembangunan Jaya, Tim Oposisi dari SMK Nusantara, serta Tim Netral dari MA Al-Ikhlas.
Pagi ini kedua tim akan berdebat tentang “Penyerapan Kosa Kata Bahasa Asing Bukti Ketidakmampuan Bahasa Indonesia dalam Interaksi dengan Bahasa Lain.”
Sebelum melaksanakan debat, saya akan membacakan tata tertib debat sebagai berikut.
Selanjutnya, saya perilkan kepada juru bicara setiap tim untuk memperkenalkan diri.
Tim Afirmasi : (memperkenalkan diri)
Tim Oposisi : (memperkenalkan diri)
Tim Netral : (memperkenalkan diri)
Moderator:
Dewasa ini bahasa Indonesia terus berkembang dan mulai diakui sebagai bahasa internasional. Namun, dalam perkembangannya terbukti bahwa bahasa Indonesia banyak menyerap kosa kata asing. Untuk berkembang, bahasa Indonesia sangat tergantung pada bahasa asing. Bahkan ada yang beranggapan bahwa kosa kata bahasa asing masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa.
Anggapan inilah yang akan kita bahas dalam debat kali ini. Untuk putaran pertama saya persilakan secara bergantian Tim Afirmasi, Tim Oposisi, dan Tim Netral untuk menyampaikan pendapatnya.
Tim Afirmasi
Saya setuju bahwa kosa kata bahasa asing masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa. Bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Peranan bahasa asing dalam bahasa Indonesia membuktikan adanya kontak atau hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mengandalkan kosa kata asing yang kemudian dibakukan menjadi bahasa Indonesia. Hal tersebut membuktikan bahwa bahasa Indonesia tergantung pada bahasa asing, juga menjadi bukti bahwa bahasa Indonesia sulit untuk dipakai berkomunikasi tanpa bantuan kosa kata asing.
Dengan masuknya kosa kata bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia semakin banyak orang yang mampu berkomunikasi dengan baik sehingga proses transfer ilmu pengetahuan berjalan dengan cepat. Bukti bahwa bahasa Indonesia tidak berdaya untuk berinteraksi antar bahasa dapat kita lihat pada penggunaan kata vitamin, yang diserap dari kosa kata bahasa asing yang jika dijelaskan dengan bahasa Indonesia belum tentu para pelaku bahasa mengerti. Namun dengan adanya kosa kata serapan dari bahasa asing hal tersebut mempermudah kita dalam pelafalan, pemahaman sekaligus menjadikan interaksi antar bahasa menjadi lebih mudah. Tanpa bantuan bahasa asing yang masuk ke dalam bahasa Indonesia, bahasa Indonesia belum mampu menunjukkan eksistensinya dalam interaksi antar bahasa.
Banyak kosa kata serapan dari bahasa asing sehingga peran bahasa Indonesia masih diragukan. Banyak orang yang lebih familiar dengan kosa kata serapan dari bahasa asing dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Sehingga saya tetap setuju bahwa kosa kata bahasa asing yang masuk kedalam bahasa Indonesia membuktikan ketidakberdayaan bahsa Indonesia dalan interaksi antar bahasa.
Tim Oposisi
Saya tidak setuju jika kosa kata bahasa asing yang masuk ke dalam penggunaan bahasa Indonesia disebabkan karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antar bahasa. Kosa kata bahasa asing masuk kedalam bahasa Indonesia hanya digunakan sebagai persamaan kata yang bagi sebagian orang lebih mudah difahami. Namun, pada intinya dalam bahasa Indonesia itu sendiri, telah ada kosa kata yang berkaitan dengan kosa kata asing tersebut. Misalnya kata snack yang lebih sering kita dengar di kalangan masyarakat. Dalam bahasa Indonesia snack berarti makanan ringan. Sehingga masuknya kosa kata asing hanya sebagai variasi kata bagi sebagian kalangan.
Bahasa Indonesia mampu untuk berinteraksi antar bahasa karena memiliki banyak variasi kosa kata. Kosa kata bahasa asing hanya digunakan dan dimengerti bagi kalangan tertentu saja. Namun, bahasa Indonesia dimengerti dan digunakan di hampir semua kalangan. Itu artinya meskipun banyak kosa kata bahasa asing yang masuk kedalam bahasa Indonesia, eksistensi dari bahasa Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan kosa kata bahasa asing yang telah dibakukan maupun yang belum dibakukan kedalam bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia mampu berinteraksi dengan bahasa lain tanpa bantuan dari kosa kata bahasa asing dan masuknya kosa kata bahasa asing bukan disebabkan karena ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antar bahasa. Namun, hal ini terjadi lebih karena masyarakat yang ingin selalu merasa berpendidikan tinggi dan merasa terhormat jika menggunakan kosa kata bahasa asing. Sehingga saya tetap tidak setuju jika kosa kata bahasa asing yang masuk kedalam penggunaan bahasa asing menunjukkan ketidakberdayaan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa.
Tim Netral
Saya sebagai pihak netral berpendapat bahwa bahwa kemampuan bahasa Indonesia dalam interaksi antarbahasa dapat diwujudkan jika porsi penggunaan bahasa Indonesia seimbang dengan kosa kata bahasa asing. Apabila sesorang menggunakan bahasa asing yang telah dibakukan seperti pada kata atom, vitamin, unit, dan sebagainya. Tentunya ini bukan merupakan masalah karena bahasa asing itu sudah menjadi padanan dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, apabila pengguna bahasa Indonesia menggunakan bahasa asing yang belum dibakukan, ini menjadi suatu ancaman terhadap bahasa kita tercinta ini. enggunaan kosakata asing dalam bahasa Indonesia tidak selalu diidentikkan dengan dampak negatif karena terselip hal positif, yakni dapat mempermudah kegiatan berkomunikasi, khususnya dalam tuturan yang di dalamnya terdapat bahasa asing yang terasa lebih akrab di telinga dibandingkan dengan padanan bahasa Indonesianya.
Namun, diharapkan adanya sosialisasi terhadap padanan bahasa Indonesia secara intensif agar identitas kosakata pada bahasa Indonesia tidak terkikis oleh kosakata dari bahasa asing. Kelak, diharapkan tidak lagi terdapat wacana bahwa kosakata bahasa asing lebih akrab di telinga para pengguna bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa Indonesia sendiri.
Berdasarkan penggalan debat di atas, kerjakanlah tugas-tugas berikut ini.
Tugas 1
- Sebutkan unsur-unsur dalam teks debat!
Jawab: Unsur-unsur debat adalah (a) mosi, (b) tim afirmasi, (c) tim oposisi, (d) tim
netral, (e) penonton/juri yang dipanggil, (f) moderator, dan (g) penulis. - Sebutkan unsur-unsur manusia (siapa saja) yang terdapat dalam debat?
Jawab: Unsur manusia dalam debat adalah (a) moderator, (b) Tim Afirmasi, (c)
Tim Oposisi, (d) Tim Netral, dan (e) Penulis/ sekretaris. - Jelaskan peran masing-masing unsur manusia dalam debat!
Jawab: Moderator bertugas memimpin jalannya debat.
Tim Afirmasi yaitu tim yang setuju dengan mosi (permasalahan yang
didebatkan).
Tim Oposisi yaitu tim yang tidak setuju dengan mosi (permasalahan yang
didebatkan).
Tim Netral yaitu tim yang tidak setuju dan tidak menentang mosi
(permasalahan yang didebatkan). Tim ini bisa jadi menerima dan
menolak sebagian dari mosi.
Penulis/sekretaris yang berfungsi mencatat hasil debat. - Pada teks debat di atas ada tim Netral. Dalam kegiatan debat, seringkali tidak ada Tim Netral. Bagaimana pendapatmu?
Jawab: Dalam sebuah debat, tim netral sifatnya opsional. Boleh ada boleh tidak. - Namun debat pada dasarnya hampir sama dengan diskusi membutuhkan moderator dan sekretaris. Dalam teks debat di atas, tidak tampak adanya peran sekretaris. Menurut pendapatmu, apakah dalam debat dipelukan seorang sekretaris? Jelaskan pendapatmu!
Jawab: Seorang penulis atau sekretaris sebaiknya tetap ada dalam sebuah debat. Sekretaris inilah yang akan mencatat hal-hal penting selama proses debat berlangsung. Catatannya menjadi bahan masukan bagi moderator dalam menyusun simpulan.