Pada tahun 671 di wilayah Pulau Sumatera, ada sebuah kerajaan yang sangat terkenal dan tercatat dalam sejarah Sumatera yaitu kerajaan Sriwijaya yang didirikan oleh Sri Jayanasa atau Dapunta Hyang.
Dalam perjalanan sejarah, kerajaan sriwijaya yang sangatlah panjang membuat penafsiran yang berbeda antara satu dengan yang lain. Silih bergantinya tapuk kekuasaan serta pusat pemerintahan diperkirakan menjadi pemicu perbedaan penafsiran mengenai kerajaan tersebut. Dalam sejarah kerajaan sriwijaya setidaknya tapuk kekurasaan serta pusat pemerintahan sering berpindah-pindah.
Kekuasaan terbesar dalam sejarah kerajaan sriwijaya tercatat pada kekuasaan dinasti Syailendra dan dinasti Sanjaya. Dalam perkembangan selanjutnya pusat kerajaan sriwijaya pernah berada di Sumatera dan Jawa.
Seorang raja Balaputradewa merupakan cucu seorang raja Jawa yang dijuluki Wirawairimathana (penumpas musuh perwira). Julukan kakeknya ini mirip dengan Wairiwarawimardana alias Dharanindra dalam prasasti Kelurak. Dengan kata lain, Balaputradewa merupakan cucu Dharanindra. Raja ini mampu mengantarkan sriwijaya pada masa keemasan. Meskipun kerajaan maritim tersebut hampir hancur karena perang saudara dalam merebutkan kekuasanan namun keberlangsungan kerajaan sriwijaya tetap tumbuh dengan berpindahnya Bala Putra Dewa ke Sumatera. Di Pulau Suamatera tepatnya Swarnadwipa Bala Putra Dewa kembali membangun Sriwijaya dengan sisa-sisa kekuatannya pada abad IX.
Salah satu bukti keberhasilan Bala Putra Dewa dalam membangun kembali kerajaan sriwijaya adalah dengan ditemukannya prasasti Nalanda di India. Hal ini membuktikan bahwa kerajaan sriwijaya merupakan kerajaan yang sangat kaya dengan raja-nya Bala Putra Dewa serta memiliki hubungan baik dengan kerajaan di India sekaligus menggambarkan kejayaan kerajaan sriwijaya pada masa kepemimpinan Bala Putra Dewa.
Selain kerjasama dengan kerajaan di India Bala Putra Dewa juga sering mengirim utusan kepada kerajaan lain, salah satu yang tertulis dalam sumber sejarah yakni kerajaan di China pada pertengahan tahun 853. Sejarah perjalanan sriwijaya dibawah kepemimpinan Bala Putra Dewa kian hari kian menjadi. Kekuatan serta kecerdasan dalam membangun hubungan dengan kerajaan lain membuat kerajaan ini mampu menguasai kerajaan-kerajaan lain di wilayah Sumatera.
Selain wilayah kekuasaan yang terus meningkat, Balaputradewa juga dapat menguasai jalur perdagangan terutama di jalur selat malaka. Sehingga dengan itu, pemasukan dan pendapatan kerajaan sriwijaya sangat besar. Selain dari sektor pertanian dan hasil bumi, bea cukai dan upeti dari para pedagang yang melalui selat malaka juga menjadi pendukung pesatnya laju pertumbuhan ekonomi kerajaan tersebut.