Masa Praaksara dapat pula diartikan sebagai awal kehidupan Manusia di Indonesia. Marwati Djoened Poeponegoro dan Nugroho Notosusanto menggambarkan kehidupan manusia awal Indonesia ke dalam empat tahapan, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat awal, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjutan, masa bercocok tanam, dan masa perundagian.
Antara tahap yang satu dengan yang lain tentunya sangat erat dan berkesinambungan. Sedangkan dalam perubahannya juga memerlukan waktu yang relative lama. Sehingga hal ini mampu memberikan warna yang berbeda untuk setiap tahapnya pada semua aspek kehidupan.
Jauh sebelum membahasa masalah ini, sebaiknya kita ketahui terlebih dahulu sedikit tentang zaman praaksara.
Zaman praaksara
Praaksara berasal dari dua kata, yakni pra dan aksara. Dalam sejarah sering kita mendengat kata pra yang berarti sebelum dan aksara yang berarti tulisan. Jadi masa atau zaman praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Ada istilah yang mirip dengan istilah praaksara, yakni istilah nirleka. Nir berarti tanpa dan leka berarti tulisan. Jadi zaman praaksara adalah zaman ketika suatu bangsa belum mengenal tulisan.
Istilah praaksara, dan prakasara
Praaksara merupakan istilah dulu yang sering dipakai untuk menggambarkan perkembangan kehidupan dan budaya manusia sebelum mengenal tulisan. Namun dewasa ini penggunaan istilah tersebut dirasa kurang tepat. Demikian karena dari segi bahasa saja pengertian praaksara sudah tidak relevan. Pra berarti sebelum dan sejarah adalah sejarah sehingga praaksara berarti sebelum ada sejarah.
Sebelum ada sejarah berarti sebelum ada aktivitas kehidupan manusia. Dalam kenyataannya sekalipun belum mengenal tulisan, makhluk yang dinamakan manusia sudah memiliki sejarah dan sudah menghasilkan kebudayaan. Oleh karena itu, para ahli mempopulerkan istilah praaksara untuk menggantikan istilah prasejarah.
Perbedaan zaman serjah dan zaman praaksara
Untuk membedakannya diperlukan sebuah batas antara zaman sejarah dan zaman praaksara. Batas antara zaman praaksara dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa praaksara adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman praaksara atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut.
Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah. Zaman praaksara di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah.
Tidak adanya catatan tertulis dari zaman praaksara, sehingga untuk keterangan mengenai zaman ini, hanya didapatkan melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi, antropologi, arkeologi. Dalam artian bahwa bukti-bukti praaksara didapat dari artefak-artefak yang ditemukan di daerah penggalian situs praaksara.