Partenogenesis adalah suatu model perkembangbiakan (reproduksi) tergolong apomixis pada makhluk hidup, yaitu terbentuknya embrio tanpa melalui proses fertilisasi atau pembuahan sel telur oleh sperma, tetapi embrio yang terjadi dapat terbentuk dari sel telur saja seperti pada pisang.
Jenis apomixis lainnya adalah apogami, yaitu terbentuknya embrio dari bagian-bagian dari bukan sel telur, melainkan sel lainnya seperti sel-sel nuselus pada buah duku. Biji pada buah duku tergolong apogamic, karena kepala sari tidak pernah memecah atau membuka, melainkan terjadi rudimenter (keriput dan akhirnya menyusut) sehingga tidak dapat menyerbuk pada putiknya. Istilah parteogenesis berasal dari bahasa Yunani Parthenos berarti “perawan” dan Genesis berarti “keturunan”.
Kebanyakan organisme yang berkembang biak dengan partenogenesis juga bereproduksi secara gegeratif. Jenis partenogenesis dikenal sebagai partenogenesis fakultatif dan organisme termasuk kutu air, udang karang, ular, hiu, dan komodo berkembang biak dengan cara ini.
Spesies partenogenesis lainnya, termasuk beberapa reptil, amfibi, dan ikan, hanya mampu mereproduksi secara tidak melalui proses perkawinan. Partenogenesis merupakan strategi adaptif untuk memastikan reproduksi organisme ketika kondisi tidak menguntungkan untuk reproduksi generatif.
Reproduksi vegetatif dapat menguntungkan bagi organisme yang harus tetap dalam lingkungan tertentu dan di tempat-tempat pasangan yang langka. Kelemahan dari jenis reproduksi ini adalah kurangnya variasi genetik. Tidak ada gerakan gen dari satu populasi yang lain. Karena kenyataan bahwa lingkungan tidak stabil, populasi yang variabel genetik akan mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi yang lebih baik daripada mereka yang tidak memiliki variasi genetik.
Bentuk reproduksi aseksual yang berhubungan dengan partenogenesis adalah ginogenesis. Keturunan dihasilkan dengan mekanisme yang sama seperti pada partenogenesis, tetapi dengan ketentuan sel telur harus distilmulasi dengan keberadaan sperma sehingga dapat berkembang. Bagaimanapun juga, sel sperma tidak memberikan kontribusi material genetik apapun kepada hasil keturunan.