Urutan Siklus Reproduksi Pada Ascomycota

2.5/5 - (17 votes)

Ascomycota disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi yang reproduksi seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus (ascus = sac atau kantung/pundi-pundi). Askus adalah semacam sporangium yang menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya mengelompok dan berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp atau askoma (kalau banyak disebut askomata). Askomata bisa berbentuk mangkok, botol, atau seperti balon. Hifa dari Ascomycota umumnya monokariotik (uninukleat atau memiliki inti tunggal) dan sel-sel yang dipisahkan oleh septa sederhana.

 

Ascomycota atau jamur kantung adalah salah satu phylum dari Fungi yang monofiletik atau berasal dari nenek moyang yang sama dan menyumbang sekitar 75% dari semua jamur yang telah diketahui. Ascomycota berkembang biak dengan membentuk spora di dalam selnya (kantung kecil) yang disebut askus. Pembentukan askus inilah yang menjadi ciri Ascomycota.

Ciri-Ciri Ascomycota

Berdasarkan dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan ciri-ciri Ascomycota. Ciri-ciri Ascomycota adalah sebagai berikut…

  1. Menghasilkan askospora sebagai hasil reproduksi seksual dari askus.
  2. Askus memiliki bentuk struktur yang mirip kantong
  3. Ascomycota bersifat uniseluler dan multiseluler
  4. Ascomycota multiseluler memiliki hifa yang bersekat
  5. Sebagian jenis Ascomycota hifa bercabang-cabang dengan membentuk miselium dan tersusun kompak menjadi tubuh buah makroskopis yang disebut dengan askokarp atau askokarpus.
  6. Bentuk askokarp yang beragam atau bervariasi seperti ada yang berbentuk botol, mangkok, dan bola.
  7. Askokarp memiliki banyak askus yang didalamnya terdapat askospora.

Cara Hidup Ascomycota

Ascomycota tersebut hidup sebagai pengurai bahan organik yang khususnya dari tumbuhan atau juga sisa-sisa dari organisme yang terdapat didalam tanah serta juga dilaut. Ascomycota bersel satu atau juga ragi hidup pada bahan yang mengandung gula atau juga karbohidrat, seperti contohnya sari anggur yang digunakan untuk dapat membuat minuman anggur merah (wine).

Sebagian jenis ada yang hidupnya ialah sebagai parasit pada organisme lain. Jamur morel atau juga Morchella esculenta hidup dengan bersimbiosis mutualisme pada tumbuhan dengan membentuk suatu mikoriza. Ascomycota tersebut bisa melindungi tumbuhan dari serangan hama serangga dengan cara mengeluarkan suatu racun bagi Ascomycota yang hidup pada permukaan sel mesofil daun.

Klasifikasi Ascomycota

Genus Saccharomyces

Jamur ini tidak memiliki hifa sebagaimana jamur yang lain. Tubuhnya terdiri atas sel bulat atau oval. Spesies yang terkenal dari genus Saccharomyces ini adalah jenis Saccharomyces cerevisiae. Sel-sel Saccharomyces cerevisiae dapat bertunas sehingga membentuk rantai sel yang menyerupai hifa atau hifa semu. Saccharomyces cerevisiae dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual.

Genus Neurospora

Neurospora mudah ditemukan di bekas kayu terbakar pada musim penghujan, konidianya berwarna oranye. Jika dengan mikroskop, konidia jamur ini tampak berderet membentuk rangkaian spora yang tumbuh menurut arah jari-jari. Di Jawa Barat, jamur ini digunakan untuk pembuatan oncom, yaitu tempe dengan bahan dari ampas tahu atau bungkil kacang tanah. Jamur ini banyak digunakan para ahli sebagai bahan penelitian sitogenetika.

Genus Aspergillus

Fase perkembangbiakan aseksual Aspergillus menghasilkan konidium yang disangga konodiofor. Ujung konidiofornya berbentuk seperti bola dengan sejumlah cabang yang masing-masing menyangga ranting konidium. Jamur ini tumbuh sebagai saproba pada berbagai macam bahan organik, seperti roti, olahan daging, butiran padi, kacangkacangan, makanan dari beras atau ketan, dan kayu.

Genus Penicillium

Pada tempat-tempat yang ditumbuhi Aspergillus dapat juga ditemukan Penicillium. Fase aseksual jamur ini menghasilkan konidium yang disangga oleh konidiofor. Berbeda dengan Aspergillus, konidiofor Penicillium bercabang-cabang, dan masing-masing menyangga sekumpulan cabang yang lebih pendek. Beberapa spesies Penicillium digunakan dalam pembuatan keju, seperti P.camemberti dan P.requoforti yang memberikan aroma khas pada keju. P.notatum dan P.chrysogenum menghasilkan penisilin. P.digitarum dan P.italicum dapat menyebabkan kerusakan pada buah jeruk. P.expansum menyebabkan buah apel membusuk di tempat penyimpanan.

Reproduksi  Ascomycota

Perkembangbiakan Aseksual (Vegetatif)

Pada jamur bersel banyak berlangsung dengan membentuk Konida atau Konidiospora yang merupakan spora vegetatif. Konidia terbentuk pada ujung hifa yang tegak, bersekat dan berjumlah empat butir, misalnya Fusarium. Pada beberapa Fusarium ada juga yang membentuk tak beraturan. Pada jamur bersel satu berlangsung dengan cara membentuk Tunas (blastospora). Pada waktu masih muda, tunas menempel pada sel induk dan setelah dewasa, tunas melepaskan diri dari sel induk, misalnya Saccharomyces

Perkembangbiakan Seksual (Generatif)

Pada jamur bersel satu (misalnya Saccharomyces) berlangsung dengan cara Konjugasi dan menghasilkan zigot diploid (2n). Zigot kemudian tumbuh menjadi askus (berbentuk kantong panjang berisi askospora). Di dalam askus terjadi pembelahan meiosis yang menghasilkan empat sel askospora haploid (n) yang merupakan spora generatif. Pada jamur bersel banyak konidiospora/askospora tumbuh menjadi benang hifa. Hifa bercabang membentuk miselium dan ujung miselium yang vegetatif berubah fungsi membentuk askogonium (oogonium) dan ujung lain dari miselium membentuk anteridium.

Askogonium membentuk tonjolan (trikogen) yang menghubungkan askogonium dan anteridium. Plasma dan inti anteridium berpindah ke askogonium. Inti-inti askogonium berpasangan dengan inti-inti anteridium. Askogonium yang memiliki pasangan inti membelah secara mitosis membentuk hifa dikarion yang diploid (2n). Hifa dikarion memanjang dan membelah menjadi miselium yang akan membentuk badan buah. Ujung-ujung hifa dikarion membentuk askus, dua inti pada bakal askus membentuk inti diploid (2n) dan membelah secara meiosis) menghasilkan 8 spora askus (askospora) yang haploid (n).

 

Gambar Siklus Ascomycota

Keterangan:

Reproduksi aseksual

  1. Reproduksi aseksual pada ascomycota uniseluler: dengan membentuk tunas. Pembentukan tunas (blastosphora) diawali dengan dinding sel menonjol keluar membentuk tunas kecil. Nukleus didalam sel induk membelah dan salah satu nukleu bergerak ke dalam sel tunas. Sel tunas kemudian memisahkan diri dari sel induk untuk memebentuk individu baru. Kadang tunas hanya melekat pada induk memebentuk rantai hifa semu (pseudohifa)
  2. Reproduksi aseksual pada ascomycota multiseluler: dengan fragmentasi miselium dan membentuk konidia (spora pada ujung konidifor)

Reproduksi seksual

  1. Pembentukan askospora didalam askus. dari 2 hifa berlainan jenis saling berdekatan. Salah satu hifa membentuk alat kelamin jantan (anteridium) dan hifa lainnya membentuk alat kelamin betina (askogonium). Setiap jenis kelamin punya inti haploid. Pada askogonium tumbuh trikogin (menghubungkan arkegonium dan anteridium)
  2. plasma pindah dari anteridium ke askogonium (plasmogami). Kedua inti haploid nya berpasangan
  3. askogonium membentuk hifa. kumpulan hifa askogonium dikariotik membentuk askokarp. ujung hifapada askokarp membentuk askus dengan 2 inti haploid berpasangan.
  4. kedua inti mengalami kariogami (penyatuan inti) sehingga terbentuk diploid.
  5. diploid mengalami meiosis membentuk 4 inti haploid.
  6. Masing masing membelah secara mitosis
  7. didalam askus terdapat 8 inti haploid
  8. Kedelapan inti dikelilingi dinding sel membentuk askosphora.
  9. Askosphora masak akan pecah keluar jatuh di tempat yang cocok akan berkecambah membentuk hifa haploid baru (miselia)
 

Topik Lainnya