Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: Menelaah struktur dan aspek kebahasaan teks persuasi yang berupa saran, ajakan, dan pertimbangan tentang berbagai permasalahan aktual dari berbagai sumber yang kamu dengan dan baca.
1. Struktur Teks Persuasi
Perhatikanlah contoh teks persuasi dalam bentuk utuh tentang peringatan Sumpah Pemuda pada pelajaran terdahulu. Teks tersebut dibentuk oleh beberapa bagian, yang antarbagiannya disusun secara sistematis dan saling berhubungan. Teks itu diawali dengan pengenalan isu, diikuti dengan paparan sejumlah argumen. Setelah itu, dinyatakan ajakan-ajakan, yang diakhiri dengan penegasan kembali.
Struktur Teks Persuasi
- Pengenalan isu
- Rangkaian Argumen (Pendapat-Pendapat, Fakta)
- Ajakan-Ajakan
- Penegasan Kembali (Simpulan, Rangkuman)
- Pengenalan isu, yakni berupa pengantar atau penyampaian tentang masalah yang menjadi dasar tulisan atau pembicaraannya itu.
- Rangkaian argumen, yakni berupa sejumlah pendapat penulis/pembicara terkait dengan isu yang dikemukakan pada bagian sebelumnya. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumennya itu.
- Pernyataan ajakan, yakni sebagai inti dari teks persuasi yang di dalamnya dinyatakan dorongan kepada pembaca/pendengarnya untuk melakukan sesuatu. Pernyataan itu mungkin disampaikan secara tersurat ataupun tersirat. Adapun kehadiran argumen berfungsi untuk mengarahkan dan memperkuat ajakan-ajakan itu.
- Penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya, yang biasanya ditandai oleh ungkapan-ungkapan seperti demikianlah, dengan demikian, oleh karena itulah.
2. Kaidah Kebahasaan Teks Persuasi
Perhatikanlah kembali contoh-contoh teks eksposisi pada bagian terdahulu. Pada teks “Internet dan Haki”, misalnya, kaidah kebahasaan yang berfungsi sebagai penanda utama teks itu adalah terdapatnya pernyataan-pernyataan yang mengandung ajakan, dorongan, bujukan, dan sejenisnya. Berikan contohnya.
- Padahal, itu penting sekali buat kita ketahui supaya tidak terjerumus ke jalan yang salah.
- Sekedar mengingatkan saja, sebagai remaja kita punya sepuluh hak reproduksi yang sepantasnya kita pertahankan.
- Sekali lagi kita harus hati-hati dan waspada dengan situs-situs yang akan kita kunjungi.
- Jadikanlah wahana yang satu ini sebagai penambah wawasan.
Pernyataan-pernyataan tersebut berupa, bujukan ditandai dengan menggunakan kata penting, harus, sepantasnya dan kata kerja imperatif jadikanlah. Kata-kata sejenis juga sering pula kita temukan, seperti jangan, sebaiknya, hendaknya, waspadalah. Untuk sampai pada pernyataan-pernyataan seperti itu, di dalam teks persuasi disajikan pula sejumlah pendapat dan fakta. Fungsinya untuk lebih meyakinkan pembaca sebelum mereka memperoleh bujukan-bujukan. Perhatikan contoh berikut.
Pendapat
- Kita memang belum bisa terbuka membicarakan soal seks dan kesehatan reproduksi.
- Kita bisa bertanggung jawab atas pilihan kita tadi sehingga tidak akan menyesal di kemudian hari.
Fakta
- Lewat situs-situs tertentu di internet, beragam informasi yang kita butuhkan bisa kita dapatkan.
- Dari sepuluh itu, salah satunya adalah mendapatkan informasi yang tepat mengenai reproduksi remaja.
Untuk menjadikan pembaca lebih terbujuk, penulis menggunakan kata ganti kita. Dengan kata itu, menjadikan tidak ada pembeda antara dirinya dengan para pembaca; seolah-olah kepentingan pembaca juga sama-sama merupakan kepentingan penulis. Dengan demikian, daya bujuknya akan lebih kuat.
Kaidah-kaidah kebahasaan lainnya yang menandai teks persuasi sebagai berikut.
- Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas. Berkaitan dengan permasalahan remaja, digunakan kata-kata yang relevan dengan masalah itu, seperti teknologi intenet, reproduksi, aborsi.
- Menggunakan kata-kata penghubung yang argumentatif, Misalnya, jika, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu.