Karya sastra salah satunya yaitu puisi. Puisi merupakan apresiasi ada ekspresi perasaan penulis yang dituangkan dalam sebuah tulisan penuh makna. Puisi memiliki 2 unsur pembangun yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Unsur ekstrinsik tidak berhubungan secara langsung dengan puisi tersebut. Unsur ekstrinsik berasal dari luar puisi, bisa dari dalam diri penyair atau lingkungan tempat penyair menulis puisi tersebut.
Pahlawan Tak Dikenal
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda.
Karya Toto Sudarto Bachtiar
Unsur Ekstrinsik Puisi Edisi Revisi Terbaru
Berikut macam-macam unsur ekstrinsik puisi.
a. Unsur biografi yaitu latar belakang atau riwayat hidup penyair.
b. Unsur nilai seperti ekonomi, politik, sosial, adat istiadat, dan budaya.
c. Unsur kemasyarakatan seperti situasi sosial ketika puisi itu dibuat.
Contoh:
Unsur ekstrinsik pada puisi “Pahlawan Tak Dikenal”
Puisi tersebut mengandung nilai kepahlawanan. Nilai tersebut digambarkan oleh penyair bahwa semangat pahlawan menjadi tonggak dan senjata untuk berjuang. Jika direalisasikan pada kehidupan saat ini, seorang siswa harus bersemangat dalam belajar karena menjadi tonggak dan senjata dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.